SIMALUNGUN - Berbagai faktor penyebab kerusakan kondisi ruas jalan poros dan jalan produksi di areal perkebunan tanaman kelapa sawit milik perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN ; red) PTPN IV Kebun Bah Jambi, kini mengalami penurunan mutu dan kualitas di beberapa lokasi.
Informasi diperoleh, kondisi jalan semakin parah dan truk yang memuat TBS hasil produksi dari areal kebun yang melintasi lokasi mengalami berbagai kendala, tepatnya di lokasi Blok 03-A, Afdeling 5, Kebun Bah Jambi, Nagori Pagar Jambi, Kecamatan Tanah Jawa, Kabupaten Simalungun.
"Saat ini intensitas curah hujan meningkat dan diketahui kondisi jalan dengan tekstur tanah liat apabila digenangi air hujan, maka berubah jadi lumpur tanah serta berbentuk kubangan, " tulis nara sumber dalam pesan percakapan selularnya. Jumat (12/11/2021) sekira pukul 20.49 WIB.
Selanjutnya, menurut sumber dalam pesan yang diterima jurnalis grup media online indonesiasatu.co.id mengungkapkan, di lokasi perusahaan perkebunan berplat merah itu, belakangan ini marak aktivitas angkutan truk menuju ke lokasi galian C ilegal dikelola seorang pria berinisial "R".
"Truk bertujuan memuat pasir bersumber dari aliran Sungai Bah Bolon, persis di sekitaran Afdeling V, Lae, " sebut pria yang identitasnya sengaja dirahasiakan jurnalis media ini.
Tentunya, selain merusak kondisi ruas jalan poros, sekaligus jalan produksinya dan yang paling fatal, para pengemudi truck bermuatan TBS hasil produksi dari areal ancak panen menuju ke PKS Bah Jambi terimbas dan mengalami kendala dalam perjalanannya.
"Jalan tanah yang dilalui truk bermuatan pasir itu mengakibatkan kondisi jalan semakin parah dan truk memuat TBS hasil produksi dari areal kebun yang melintasi lokasi mengalami berbagai kendala, " katanya.
Sumber menuturkan, seperti yang terjadi di sekitaran poros jalan areal Afdeling 5, yang tidak lebih dari 2 meter lebarnya, Rabu (10/11/2021) sekira pukul 08.56 WIB, setelah hujan deras mengguyur lokasi itu, satu unit truk jenis colt diesel bermuatan pasir terjebak pada kubangan lumpur.
"Kondisi roda truk terjebak lumpur tanah sedalam 20-30 centimeter, kondisi itu berjam-jam dan akhirnya menyulitkan armada angkutan bermuatan TBS kelapa sawit melintas, " ungkap sumber.
Kondisi itu seharusnya menjadi perhatian serius managemen dan lebih lanjut, nara sumber mengatakan, Asisten Kepala Rayon Selatan dan Asisten Afdeling 5 Kebun Bah Jambi selaku penanggungjawab di areal itu, dituding bekerjasama dengan pengusaha galian C ilegal itu.
"Jadi tanda tanya, Askep Rayon Selatan bersama Asisten Afdeling 5 dan Managemen PTPN IV Kebun Unit Bah Jambi, kok jadi penonton ? Jelas kendala dihadapi armada pengangkutan hasil produksi dari arealnya, " kata nara sumber.
Nara sumber menambahkan, persoalan kendala dihadapi pihak pengangkutan hasil produksi Tandan Buah Segar pengguna jalur poros jalan itu, bukan hanya Kebun Bah Jambi, melainkan lintasan angkutan TBS dari kebun Balimbingan dan kebun Marihat menuju ke PKS Bah Jambi.
“Seharusnya pihak managemennya melalui Askep Rayon Selatan dan Asisten Afdeling 5 tidak berpangku tangan, harus bertindak atau berkoordinasi menertibkan operasional Galian C itu, ” pungkas nara sumber yang juga aktif sebagai penggiat kontrol sosial itu.
Terpisah, Manager PTPN IV Unit Kebun Bah Jambi Januar Saragih melalui Asisten Kepala Rayon Selatan F Perangin-angin belum berhasil dikonfirmasi, terkait tudingan pembiaran dan dianggap berkerjasama dengan pihak pengusaha "Galian C Mineral jenis Pasir" di lokasi wilayah tugasnya, hingga rilis berita ini dilansir dan dipublikasikan.